Kami selalu berpikir bahwa visualisasi ibarat mengintip masa depan. Apa yang dibayangkan berkemungkinan hadir di masa mendatang. Sebelumnya kami pernah membayangkan pengalaman ke pantai. Menginjak pasir putih, merasakan air laut, menikmati indahnya cakrawala berdua. Sangat memesona. Hingga akhirnya pengalaman itu pun hadir menjadi nyata.
Pantai Slili menjadi saksi pengalaman pantai pertama kami. Apa yang kami visualisasikan mewujud dengan caranya sendiri yang tak terduga. Sungguh Tuhan telah menciptakan alam semesta beserta hukum alamnya yang luar biasa.
Penggemar The Alchemist pasti hafal kalimat, when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it. Semesta memberikan apa yang muncul dalam pikiran. Tak hanya visualisasi positif, bahkan visualisasi negatif pun berkemungkinan jadi nyata. Karena itulah kita diimbau untuk senantiasa bersyukur, bukan mengeluh. Syukur diyakini sebagai cara efektif mengaktifkan visualisasi positif, sedangkan keluhan menarik lebih banyak ketidakberdayaan. Apabila visualisasi positif lebih mendominasi, hal baik pun senantiasa menghampiri.
Ketika menyadari potensi luar biasa dari kekuatan visualisasi dan pikiran, kita boleh percaya jika manusia punya kesempatan menciptakan kehidupan yang diimpikan. Kita perlu yakin dan memantaskan diri menerima pengalaman tersebut. Keyakinan tersebut yang membentuk pola pikir dan menggerakkan diri dalam mewujudkan visualisasi dominan kita.
Tetap waspada terhadap peluang dan kejadian yang ada; baik yang menyenangkan ataupun tidak. Bisa jadi itulah jalan yang mengantarkan kita menuju apa yang diimpikan. Pada akhirnya hidup adalah serangkaian petualangan penuh harapan dengan kita sebagai pilotnya.
“When you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it.” – Paulo Coelho